Mar 3, 2020

KPLP Si Bodyguard Laut!


Transportasi apa yang sering teman-teman gunakan ketika traveling? darat? laut atau udara nih??

Kalau gue sih karena anaknya takut ketinggian, udah pasti lebih menggunakan transportasi darat ya, baik itu bis atau kereta. Apalagi kalau selama perjalanan gue bisa betah banget ngeliatin pemandangan yang gue lewati.

Sementara untuk transportasi udara, bisa dibilang jarang gue gunakan, yah dalam setahun masih bisa dihitung dengan jari, kalau transportasi laut malah ini lebih langka lagi, paling gue naik perahu kalau mau mengunjungi pulau-pulau kecil di sekitaran laut Jakarta aja. Masih ingat gue terakhir menyebrang pulau sekitar 2 tahun lalu buat liburan ke pulau Tidung.


Jembatan Cinta-Pulau Tidung
Makanya gue tuh buta banget gimana standar keselamatan kalau naik kapal laut dan pengamannya oleh petugas-petugas terkait, sampai akhirnya dapat kesempatan untuk belajar dan bahkan diajak berlayar langsung ke sekitaran pulau seribu sama KPLP (KESATUAN PENJAGAAN LAUT DAN PANTAI).


Udah pada kenal belum sama KPLP? Kalau belum yuk kita kenalan dulu biar lebih akrab!
KPLP atau dikenal juga dengan Indonesia Sea And Coast Guard ternyata sudah berdiri sejak sebelum Perang Dunia Ke-2 tahun 1942, yang diatur dalam Dienst van Scheepvaart (Dinas Pelayaran) dan Gouvernment Marine (Armada Pemerintah). Keberadaan KPLP di Indonesia jelas landasan hukumnya, yakni Peraturan Pelayaran (Scheepvaart Reglement) LN. 1882 No.115 junto LN. 1911 No. 399 tentang Kepolisian di laut), UU Pelayaran (Scheepvaart Ordonantie) 1936 (Stb. 1936 No.700).

Peraturan Pelayaran 1936 Pasal 4, dan Ordinansi Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim 1939 Pasal 13. Setelah pengakuan kedaulatan NKRI tanggal 27 Desember 1949, nama organisasi KPLP kemudian berubah menjadi Dinas Penjaga Laut dan Pantai (DPLP), berdasarkan Pengumuman Menteri Perhubungan,Tenaga dan Pekerjaan Umum Nomor 3 Tanggal 9 Juni 1950.

Dalam perjalanannya, Organisasi KPLP terus mengalami perubahan nama hingga pada tahun 1973 sampai dengan sekarang kembali berubah menjadi Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai dengan level organisasi setingkat Direktorat, yang disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.14/U/Phb-1973 tanggal 30 Januari 1974. Hal inilah yang menjadi dasar penetapan hari lahir KPLP yang diperingati setiap tanggal 30 Januari, di mana pada tahun 2020 ini KPLP telah berusia 47 tahun.

Dalam melaksanakan tugasnya, KPLP didukung oleh prasarana berupa 5 Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP), yaitu :

1.       Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok

2.      Pangkalan PLP Kelas II Tanjung Uban

3.      Pangkalan PLP Kelas II Tanjung Tanjung Perak

4.      Pangkalan PLP Kelas II Bitung

5.      Pangkalan PLP Kelas II Tual

Bagai Hayati yang disuruh pulang sama Zainuddin dari Tanjung Priok menuju Padang Panjang.
 Nah beruntungnya gue dapat mengunjungi langsung salah satu PLP Kelas I yang berlokasi di Tanjung Priok, gue juga berkesempatan untuk turut serta  ke ruang nakhoda dan melihat bagaimana sistem AIS bekerja ketika kapal mulai berlayar.

Berlayar bareng #transmate Hayoo gue yang mana?

Eh lupa belum gue kasih tau ya apa itu AIS? penjelasannya ya lewat info grafik berikut ya!
Selain itu, saat ini Ditjen Perhubungan Laut memiliki 373 unit kapal patroli yang tersebar di 5 Pangkalan PLP dan Kantor Syahbandar di seluruh Indonesia. Adapun kapal-kapal yang dimiliki oleh 5 Pangkalan PLP ditugaskan khusus untuk berpatroli melaksanakan penegakan hukum di laut, baik itu menyangkut kapal berbendera Indonesia maupun kapal asing yang beroperasi masuk ke Indonesia.

Sedangkan kapal-kapal patroli yang ada di Kantor Syahbandar hanya beroperasi di Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp). Sementara untuk daerah di luar DLKr dan DLKp ini menjadi kewenangan dari 5 Pangkalan PLP.

intip-intip dikit ke ruang nakhoda
Kapal-kapal patroli tersebut telah diinstruksikan untuk melakukan Patroli Keselamatan Maritim secara rutin untuk melakukan pengawasan, penjagaan dan penegakan hukum terkait keselamatan pelayaran di seluruh wilayah perairan Indonesia. Pada saat Operasi Natuna misalnya, KPLP turut berpartisipasi secara aktif dengan mengerahkan kapal patroli KN. Sarotama P.112 dan KN. Kalimasadha P.115 dari Pangkalan PLP Kelas II Tanjung Uban untuk melakukan penjagaan dan pengamanan.


Semoga sedikit info yang gue bagikan ini bisa berguna untuk teman-teman ya!

1 comment:

  1. Gue malah pertama kali naik kapal justru bukan di indonesia. Malah d negri orang.


    Tapi, liat isi dalem kapal dan dapet penjelasan seru kayak gtu, enak ya.
    Dan psti pnya stok foto banyak dong ya

    ReplyDelete

Naek ke Genteng pake baju batik

batiknya dibeli di pulo gedong

Abang Ganteng dan Mpok yang cantik

kalo udah baca jangan lupa kasih KOMEN doonk