Dec 20, 2018

The Power Of Dua Puluh Ribu


Pernah suatu waktu gue main ke kosan teman, gue melihat kaleng bekas biskuit tapi dengan label tulisan tangannya “Untuk test TOEFL”, gue dekati dan mengernyitkan dahi sambil bertanya ke teman gue itu.

“Ini celengan kok isinya dua puluh ribuan semua?”
“Oh iya, sengaja gue lagi menerapkan the power of dua puluh ribu nih Pir!”
Iya udah sering banget gue dengar dan bahkan di instagram banyak kok berseliweran tentang gerakan The Power Of Dua Puluh Ribu.

“Gilak konsisten amat!” gitu pikir gue.

Ya bayangin aja setiap nerima kembalian dengan pecahan dua puluh ribu, otomatis uang akan berakhir ke dalam kaleng biskuit itu.
Tidak sampai disitu, 2 bulan kemudian teman gue ini mengabari kalau Dia sudah mendaftar untuk test TOEFL dari hasil tabungan dari kaleng bekas bikuit.
Gue masih bergeming, belum juga tergerak untuk melakukan hal yang sama.

Minggu Lalu…

Gue sengaja main ke rumah tetangga gue Kak Rora, meski rumah kita berselang beberapa rumah, tapi sulit untuk bertemu karena kesibukannya masing-masing. Ada yang takjub saat Dia mengumpulkan sisa-sisa uang kembalian dari kantong celananya.
Gue amati secara perlahan sambil membiarkan Kak Rora terus menghitung lembaran sepuluh ribuan, lima ribuan, tapi malah menyingkirkan pecahan dua puluh ribuan sambil bilang,”Ah ini sih uang haram!”

“Waduh lama gak ketemu, jangan-jangan elu udah bisnis barang haram nih!” pkiran jelek gue langsung bergelayut di kepala, meski begitu Kak Rora acuh aja sama perkataan gue dan malah melempar senyum.

Sampai akhirnya Dia selesai memisahkan uang sesuai dengan pecahannya masing-masing, “Pir tolong lu bukain dah lemari gue, terus rogoh boneka yang ada di pojok kiri!”
Gue ikutin maunya, tapi sayang gue gak nemu benda yang teksturnya empuk seperti boneka yang ada malah celengan berbentuk teddy bear yang penuh dengan lembaran uang dua puluh ribuan.
“Heran lu pasti nih, liat gue punya celengan ini!” gitu katanya.

Iyalah gue heran, secara si maniak tahu gejrot ini bisa-bisanya berhasil mengumpulkan banyak uang di celengannya. Kemudian Dia membuka tabir rahasianya ini ke gue. Kak Rora cerita, jadi setiap Dia jajan kalo ada kembalian pecahan dua puluh ribu pasti langsung dipisahin.

Bahkan pernah suatu pagi saat mau beli bubur seharga sepuluh ribu untuk sarapan dengan menggunakan uang lima puluh ribuan, Kak Rora mendapati kembalian dua lembar dua puluh ribuan, walhasil Dia sampai pinjam ke temannya untuk beli minum untuk mengamankan lembaran dua puluh ribuan tersebut untuk ditabung. Pahamlah gue jadinya kenapa Dia menyebut pecahan dua puluh ribu sebagai uang haram hahah!
Saat gue tanya berapa jumlahnya, Dia bilang cukuplah untuk beli tiket jalan-jalan ke Korea! Ala makjang takjub gue dibuatnya!

Kalo emang udah niat, ternyata mekipun cuma berawal dari selembar dua puluh ribu, tapi kalo kita komitmen dan melakukannya secara continue, siapa sangka kalo hasilnya sudah bisa buat beli tiket liburan. Meski dalam prakteknya harus ada yang dikorbankan, iya jatah uang jajan akan otomatis berkurang setiap mendapati lembaran dua puluh ribu mampir di tangannya.

Tapi untuk yang rada susah untuk menabung, mungkin ada baiknya cari-cari informasi di moneysmart.id ada banyak informasi yang bermanfaat yang bisa kamu pelajari seperti misal ada kebiasaan-kebiasaan orangtua yang memenagaruhi anak agar bisa mengatur keuangan.
Yakni dengan cara :

1. Belanja seperlunya,  tidak menunjukkan  sikap gemar belanja sejak dini, Seringnya anak-anak melihat orangtuanya belanja secara berlebihan membuat anak berpandangan sering belanja itu bukanlah masalah. Tapi  malah hal yang patut ditiru.

Padahal, kita sama-sama tahu. Keseringan belanja adalah bagian dari perilaku boros. Buat kamu yang gak mau punya anak-anak yang boros, segera deh hentikan kebiasaan yang gak baik tersebut.
Ajaklah anak berbelanja dengan terlebih dahulu menyusun bujet dan daftar belanjaan. Beri tahu anak mana kebutuhan yang harus dapat prioritas dan mana yang bisa ditunda pembeliannya.

2. Menghindari kartu kredit, hindari penggunaan kartu kredit terlampau sering di depan anak. Soalnya itu keseringan pakai kartu kredit bisa jadi contoh yang gak baik buat mereka.

Nah, buat kamu yang terbiasa transaksi pakai kartu kredit, batasi deh penggunaannya. Katakan kepada anak-anak kalau kartu kredit dimanfaatkan buat hal-hal yang perlu aja.

3. Berdiskusi mengenai keungan dengan cara yang sederhana, banyak orangtua yang enggan diskusi soal uang di depan anak-anaknya. Selain sulit memberi pengertian kepada anak-anak, diskusi keuangan dapat bikin anak-anak cepat jemu.

Namun, anggapan tersebut lebih baik jangan dijadikan pembenaran buat gak mendidik anak agar bisa mengatur keuangan. Orangtua harus bersabar dan pelan-pelan dalam mendidik anak soal urusan keuangan.

Kasih jawaban sederhana dan benar-benar bisa dipahami kalau mereka mengajukan pertanyaan. Bimbing mereka sampai paham betul konsep pengaturan keuangan.

4. Tidak bearargumen masalah keuangan di depan anak juga patut diperhatikan, Apa pun urusannya, beradu argumen hingga memantik kemarahan bukanlah perbuatan yang baik dilakukan di depan anak-anak. Boleh-boleh aja adanya selisih pendapat dengan pasangan. Namun, hal tersebut jangan sampai disaksikan mereka.

Apalagi kalau hal yang diperdebatkan ada sangkut pautnya dengan masalah keuangan. Bisa-bisa anak yang menyaksikannya jadi takut dengan persoalan yang ada hubungannya dengan keuangan. Karena itu, mereka pun jadi takut berhadapan dengan masalah keuangan.

Dari hal-hal diatas ternyata ada banyak celah supaya kita bisa gemar menabung dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan agar kamu juga bisa ikutan kompetisi blog dengan tema #CerdasDenganUangmu iInfo lebih lengkap di sini yah

4 comments:

  1. Waduww the power of dua puluh rebuan. Bisa-bisa gue tiap minta kembalian gamau uang dua puluh rebuan ntar. Haha

    Tapi gue ngikutin temen gue. The power of dua rebuan. Tiap hari nabung dua rebuan tapo kadang suka bolos juga. Hehe kuingin konsisten ko susah yaa

    Kadang uang dua rebuannya gue ambil selembar kalau mau pergi. Buat babang babang parkiran biasanya. Ucup 2019 harus bisa konsistenn..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang butuh komitmen dan konsisten ya cup buat menjalaninya, biar hasilnya juga memuaskan!

      hahah kalo ngasih lima rubuan takut gak ada kembaliannya yak? :3

      Delete
  2. Dua puluh ribu memang mempunyai kekuatan menabung yang di gencarkan lewat media sosial


    Asalkan konsisten, lumayan lah kalau sebulan bisa dapat 600.000


    ReplyDelete
  3. Pertama tahu metode menabung 20.000 dari bukunya Ippho yang gue baca awal-awal kuliah. Sempet menerapkan, tapi cuma beberapa bulan langsung berhenti. Celengan gampang penuh. Malas menabung lagi karena sama aja boros, sih. Jajan cuma 7.000 pakai gocapan. Kembalian 43.000, kan 2 lembar 20.000-nya mesti ditabung. Sisa 3.000. Pas mau jajan lagi, mecah duit 50k mulu jadinya. Bukannya berhemat. :(

    ReplyDelete

Naek ke Genteng pake baju batik

batiknya dibeli di pulo gedong

Abang Ganteng dan Mpok yang cantik

kalo udah baca jangan lupa kasih KOMEN doonk